Rabu, 17 Desember 2008

puisi buat bapakku

semerbak rasa bunga diapit hari....
yang bergulir merangkak menggapai senja
siksa galau hati semakin tak pasti...
membawa suasana berputar memeluk duka
Insan paruh baya bergelut dengan keringat...
mengais sesuap harapan demi buah hati
letih, sedih, lelah tak menghalangi....
semangat dan karyanya

Tebing jurang, gunung tak lagi menciutkan....
nyali dan harapannya.
Terik mentari menjadi cambuk diharinya
Seutas senyum manis masih tersungging di bibirnya...
meski hari - hari yang dia rasakan
tak lagi bersahabat

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda